Penting untuk memahami potensi risiko investasi properti sebelum Anda memutuskan ingin ikut berinvestasi properti. Investasi di bidang properti sekarang ini makin menggiurkan. Bukan hanya keuntungannya yang sangat menjanjikan, banyak pula investor yang hartanya terselamatkan dari gerusan inflasi berkat menanamkan modalnya di bisnis properti ini.

Itulah yang menyebabkan banyak developer saling berlomba untuk berinvestasi dengan membangun properti, baik berupa hunian vertikal seperti misalnya apartemen, maupun horizontal seperti rumah. Hal yang harus ditekankan yakni tidak ada investasi yang melulu sempurna. Semuanya mempunyai keuntungan dan kerugian.

Beberapa hal berikut ini perlu Anda ketahui dan waspadai sebelum memutuskan untuk berinvestasi supaya memperoleh keuntungan dan terhindar dari risiko properti.

Apa itu Potensi Risiko Investasi Properti?

Sebelum memulai bukankah Anda harus mengenal investasi properti itu sendiri terlebih dahulu? Investasi adalah pengeluaran yang berhubungan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva untuk membeli barang-barang modal serta peralatan-peralatan produksi dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Investasi pun kerap kali disebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi merupakan pembelian atau produksi dari modal barang yang tidak dikonsumsi namun dipakai untuk produksi yang akan datang atau barang produksi, berdasarkan teori ekonomi. Sedangkan bisnis properti yakni sebuah bisnis yang tidak akan pernah mati.

Hal ini dikarenakan tempat tinggal adalah sebuah kebutuhan pokok manusia yang takkan pernah dimakan waktu. Namun banyak hal yang terlintas di pikiran ketika akan memulai bisnis properti sebab tentunya terdapat potensi risiko investasi properti di samping banyak keunggulannya.

Keuntungan Investasi Properti

Investasi properti dapat dikatakan dalam investasi real asset, investasi berupa benda yang memiliki wujud. Investasi tanah maupun properti memang tengah banyak diminati belakangan ini. Kelangkaan menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. Karena apabila dipikirkan, tanah yang tersedia tidak akan bertambah sedangkan populasi penduduk terus mengalami peningkatan.

Yang berarti permintaan akan tanah dan properti akan semakin tinggi dari persediaannya serta menyebabkan harganya semakin tinggi pula. Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat setiap orang saling berlomba berinvestasi tanah dan properti.

1. Hasil Cenderung Positif

Kelangkaan memiliki peranan penting dalam potensi risiko investasi properti. Dengan demikian, bisa dikatakan biasanya imbal hasil investasi properti selalu positif bila Anda teliti dalam mencari lokasi yang tepat. Apalagi bila investasi dilakukan dalam jangka panjang, Anda bisa mendapatkan keuntungan hingga berkali lipat. Sehingga biasanya investasi ini memang dilakukan dengan tujuan jangka panjang.

Apabila dipakai dalam waktu pendek pun sebenarnya bisa. Umumnya dapat dilakukan dengan beberapa contoh berikut:

  • Memperbaiki bangunannya lalu dijual dengan harga lebih mahal
  • Membeli tanah untuk selanjutnya dibangun dan dijual dengan harga lebih mahal.

Akan tetapi Anda perlu tetap waspada untuk memilih lokasi yang strategis dan jangan pilih lokasi yang kemungkinan besar sulit dijual sebab beberapa alasan tertentu.

2. Potensi Pendapatan Pasif

Anda pun dapat memperoleh penghasilan pasif ketika melakukan investasi properti. Seperti contohnya saja jika Anda menunggu masa pensiun dan memutuskan untuk mengontrakan atau menyewakannya.

Dengan keputusan tersebut Anda akan mendapatkan penghasilan pasif sembari tetap mempunyai asset-nya sebab tanah dan bangunan hanya disewakan dan tidak dijual. Jadi dapat dikatakan investasi properti memiliki keuntungan ganda, di mana selain nilainya yang terus meningkat, Anda pun dapat memperoleh penghasilan pasif selama belum menjualnya.

3. Dapat Dijadikan Agunan

Jika Anda dapat membeli sebuah properti kemudian menjadikannya agunan untuk meminjam uang demi membeli properti lainnya. Anda bisa mendapatkan keuntungan yang impas dengan siklus keuntungan yang kurang lebih sepadan. Tanah atau properti merupakan salah satu agunan yang memiliki nilai tinggi, jadi Anda dapat mengharapkan jumlah pinjaman yang besar juga.

4. Tahan Ancaman Inflasi

Pembelian rumah yakni demi memenuhi kebutuhan primer manusia sejak zaman dahulu. Akan tetapi sekarang telah terjadi perubahan kepentingan di mana properti menjadi salah satu cara untuk menjaga investasi tersebut supaya tidak tergerus inflasi. Yang berarti pemilik membeli properti, nilai investasi tidak akan turun seperti nilai mata uang yang tergerus inflasi.

Potensi Risiko Investasi Properti

Walaupun mempunyai banyak keunggulan, memulai bisnis properti pun tentunya mempunyai risiko. Apabila Anda gagal mendapatkan keuntungan, atau lokasi tidak mendukung Anda dapat terjebak dengan properti itu selamanya. Sebetulnya besar tidaknya risiko bergantung pada toleransi risiko Anda, maka dari itu sebagian berani berinvestasi properti dan sebagian lagi memilih instrumen investasi lainnya.

Berikut potensi risiko investasi properti sebelum Anda memilih untuk melakukannya:

1. Beban Perawatan (Management Burden)

Pemilik atau investor properti tidak bisa membiarkan investasinya berjalan dengan hasil yang meningkat terus menerus, tanpa memastikan properti tersebut dalam keadaan yang layak. Tentunya mengeluaran biaya tambahan untuk merawat kondisi bangunan supaya income dari sewa bisa meningkat.

2. Investasi Padat Modal (High Capital Investment)

Investasi properti juga bisa dibilang sebagai investasi yang bersifat padat modal (capital intensive). Sebab semakin besar modal yang ditanamkan dalam properti, maka relatif semakin besar pula hasil yang diperoleh investasi properti tersebut.

3. Keterjangkauan Investasi (Affordability Investment)

Harga mencerminkan kondisi penawaran dan permintaan dalam potensi risiko investasi properti. Harga properti diputuskan menurut sifat pasar lokal serta tren yang mempengaruhi permintaan serta penawaran properti. Affordability tidak menjadi isu dalam saham, sebab transaksi pembelian saham dilakukan secara cash.

4. Tingginya Biaya Transaksi (High Cost Transaction)

Untuk berinvestasi di sektor properti, Anda perlu merogoh kocek yang lebih tinggi ketimbang berinvestasi di sektor lain. Biaya tersebut berupa pajak, yaitu PPH sebesar 5% yang dikenakan bagi penjual dan BPHTB sebesar 5% yang dikenaan bagi pembeli.

5. Pembelian Butuh Waktu Lama (Time Consuming Acquisition)

Membeli properti yang sesuai keinginan bisa dalam hitungan minggu bahkan bulan, tidak dapat dalam tempo singkat. Hal ini pun dijelaskan dalam sifat properti yang lack of liquidity.

6. Terbatasnya Pengetahuan (Lack of Knowledge)

Pengetahuan yang terbatas dikarenakan properti yang bersifat lokal. Harga sebuah rumah di satu tempat tidaklah sama dengan di tempat lain. Hal tersebut yang membuat investor harus cermat dan membuat survei terhadap lokasi incarannya.

7. Penyusutan Bangunan (Building Depreciation)

Potensi risiko investasi properti yang berbasis pada tanah dan bangunan, meskipun dari tahun ke tahun meningkat. Hal tersebut disebabkan akibat harga tanah yang meningkat karena kelangkaan. Akan tetapi bangunan di atasnya secara teoritis mempunyai umur.

8. Dapat Hancur Terkena Bencana Alam (Physical Hazard)

Ketimbang dengan investasi lain, investasi properti mempunyai risiko kehancuran tanah dan bangunan yang dapat dikarenakan gempa, tanah longsor, tsunami dan lain sebagainya. Akan tetapi, hal ini sebetulnya bisa diatasi dengan asuransi, sehingga secara praktis kehancuran akibat bencana bisa dihilangkan dengan biaya tambahan untuk membayar premi asuransi.

Pada dasarnya, membangun bisnis baik properti atau lainnya mempunyai tingkat kesulitan yang sama. Hanya saja cara memiliki potensi risiko investasi properti serta cara yang berbeda dalam pengembangannya, begitu pula jika berkaitan dengan pendataan dan pembukuan keuangan. Maka dari itu, Anda perlu menggunakan software akuntansi yang bisa memudahkan pengelolaan keuangan khususnya laporan keuangan.